Senin, 12 Februari 2018

Cara Mati Pilihan Allah

Entah kapan dan mulainya dari mana, ketika tiba-tiba aku merasa sebuah pertanyaan ditujukan padaku.

"Bagaimana seandainya cara mati kamu adalah dengan dibunuh? Apakah dibunuh secara fisik atau melalui serangan ghaib?'

Semula aku menolak cara mati seperti itu, aku pikir bukankah aku bisa minta cara mati terbaik kepada Allah?  Tapi aku pikir lagi, apakah mati dengan cara dibunuh bukan cara mati yang baik?  Seandainya disitu ada kehendak Allah bagaimana? Bukankah cucu dan sahabat Nabi juga mati dengan cara dibunuh? dan mungkin ada Nabi yang tidak tertulis di al quran yang juga mati dengan cara dibunuh.

Akhirnya aku ikhlas saja, seandainya cara matiku adalah dibunuh.  Dan aku yakin, bagi orang-orang pilihan Allah, apapun cara matinya pasti memberi kebaikan pada semesta.  Dan perasaanku tertuntun, "Baiklah ya Allah, semoga cara matiku akan membuat semua yang terlibat dalam kematianku akan bertobat untuk kembali seutuhnya kepadaMu".

Ya, bila cara matiku akan membuat semakin banyak jiwa kembali kepada Allah dan dalam kasih sayangNya saja, mengapa tidak?

Apakah kematian terlalu menyakitkan? Tidak juga, bagaimanapun sebuah perjalanan menujuNya adalah perjalanan indah dan menyenangkan.

Sungguh aku tak tahu apa yang akan terjadi esok hari, setelah firasat bahwa usiaku tak akan mencapai 60 tahun beberapa waktu yang lalu.

Biarlah Allah yang memilih cara matiku dan kapan itu terjadi, aku yakin Allah sudah menyiapkannya dengan sangat indah untukku.  Dan bagaimanapun cara matiku, aku akan sangat tenang dan bahagia apabila anak-anakku bisa memaafkan siapapun yang telah berbuat kejahatan padaku, tidak menuntut, dan malah mendoakan dengan kasih sayang agar semuanya kembali kepadaNya dengan selamat.